Minggu, 27 Desember 2009

HARAPAN SIN DI INDONESIA JADI APA ...?

Teknologi Informasi (katanya) salah satu manfaatnya adalah untuk memudahkan hidup manusia. SIN nantinya diharapkan dapat mewujudkan hal tersebut. SIN -Singkatan dari Serial Identification Number- bisa dikatakan sebagai alternatif pengganti KTP. Namun, perbedaan signifikannya adalah SIN tersimpan dalam suatu/sebuah pusat bank data. Sehingga, hampir mustahil bagi seseorang memiliki nomor SIN ganda / lebih dari satu. Memang pengimplementasiannya sulit, tapi kalau untuk, demi, bagi dan buat kepentingan masyarakat Indonesia, tunggu apa lagi? Ibaratnya, mi instan yang katanya super cepat dan mudah saja masih butuh 3 menit untuk direbus (belum termasuk waktu "ngambil air", "ngaduk mi-nya", dll). Sehingga, suatu saat, mungkin tidak akan pernah ada lagi kakek atau nenek yang bercerita pengalamannya tentang susahnya mudik dulu. Tidak perlu ada lagi yang namanya "ngantri beli tiket" ataupun "nginap di stasiun". Tinggal mengemas barang-barang yang perlu, masuk ke stasiun, pelabuhan atau pun bandara, dan... ya sudah, selesai, tamat, titik, finish, end of story, zai jian, sayonara,

PENTINGNYA DATA

Apa bedanya data dengan informasi? Sewaktu ada seorang teman kuliah yang emngatakan bahwa soal UAS untuk mata kuliah KoMas (Komputer & Masyarakat) nanti akan keluar sebanyak 9 soal , itulah yang disebut informasi (dan berharga tentunya). Lalu, kalau seandainya ada senior-senior yang masih ingat soal UAS KoMas 2 tahun kemarin, itu baru namanya data. Mungkn sekarang ada yang berpikir "terus pa'an?" atau "so what?". Coba bagaimana jika Saya dengan giatnya bertanya pada senior tentang soal-soal yang masih ingat, mungkin Saya dapat memprediksikan soal-soal UAS Komas nanti. Yang akhirnya menghasilkan informasi. Informasi memang berharga, tapi di saat sejauh mata memandang hanya data yang berkeliaran, bukan tidak mungkin banyak informasi yang bisa dihasilkan (tentunya setelah datanya diolah, jangan berharap informasi langsung muncuk begitu saja dimana ada data lagi kumpul kebo). Jadi masih berpikir data tidak penting?

Senin, 07 Desember 2009

Akreditasi

Akreditasi walaupun penting, tidak selamanya berarti menjadi patokan / tolok ukur kualitas seorang mahasiswa. Hal pertama yang terlintas di pikiran Saya adalah bagaimana profesionalitas Saya dapat digunakan untuk mengembangkan keahlian pribadi diri sendiri. Ibarat peribahasa yang sudah bosan didengar, "Sambil menyelam minum air", selagi Saya menambah daftar portfolio Saya (entah itu dengan mencari pengalaman di dunia kerja ataupun mengikuti pelatihan / program sertifikasi) ya... hitung-hitung sekalian menunggu proses matangnya nilai akreditasi. Karena sebetulnya (menurut Saya) adalah bukan bagaimana kita memanfaatkan akreditas untuk berkarir, melainkan bagaimana caranya kita dapat mengembangkan diri kita secara kualitas, di dunia kerja yang pada akhirnya secara langsung ataupun tidak langsung, membuktikan kebenaran suatu nilai akreditasi itu sendiri.